Al-Quran mengandung mukjizat dan sebagai
obat penenang bagi siapa yang ditimpa kecemasan, gelisah semua orang
paham. Namun bacaan Al-Quran mampu menurunkan rasa nyeri, mungkin tak
semua orang tahu.
Sebuah riset terbaru menemukan, membaca
Al-Qur`an dengan tartil selama 10 menit, dapat mengurangi nyeri yang
dirasakan oleh ibu yang melahirkan lewat operasi Caesar.
Demikian menurut hasil penelitian oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
angkatan 2009, Hasto Andi Irawan. [Baca: Subhanallah, Baca al-Quran Turunkan Nyeri Pascamelahirkan]
Sebanyak 16 dari 31 pasien wanita yang
diambil datanya di Rumah Sakit Nur Hidayah, Yogyakarta, mengaku
mengalami penurunan rasa sakit akibat operasi dalam berbagai tingkatan,
setelah membaca ayat-ayat suci Al-Qur`an. Hal ini diduga karena tubuh
mendapatkan rangsangan pada saraf lain yang lebih kuat, sehingga dapat
mengalahkan nyeri yang dirasakan.
Ketika membaca, menyuarakan dan mendegarkan ayat al-Qur`an, ada 3 jenis saraf dalam tubuh yang diaktifkan.
Hasil penelitian tersebut dipresentasikan dalam International Conference on Cross Cultural Collaboration in Nursing for Sustainable Development di Bangkok, Thailand, pada 9-10 September 2013 lalu.
Presentasi itu mendapatkan apresiasi
positif dari peserta konferensi, yang mayoritas beragama non-Islam dan
lulusan akademik tingkat S2 dan S3.
Konferensi tersebut diselenggarakan oleh
Christian University of Thailand didukung oleh Azusa Pacific University
of California dan Kimyung University.
Hasul serupa juga pernah diungkap peneliti Iran yang ditulis di Jurnal Sabzevar Univeristy Medical Science, Spring 2003, Volume 10, nomor 1 (27). Dalam artikel berjudul “Pengaruh Bacaan Al-Quran pada Tanda Vital Pasien Sebelum Pembedahan” ditemukan efek dari bacaan Al-Quran pada reaksi fisiologis tubuh terhadap stres menjelang pembedahan.
Studi menguji 61 pasien secara acak dan
menjadi dua kelompok. Tanda-tanda vital subyek diukur dari jam 8:00-9:00
malam, sebelum operasi. Kelompok pertama didengarkan Surat an-Nur, Al-Maidah dan At Taubah (15 menit setiap kali) melalui hanphone. Sedang kelompok kedua tidak diperdengarkan bacaan Al-Quran.
Temuan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara pulse
(denyut jantung), respirasi dan tekanan darah dalam tahap pertama
antara kedua kelompok. Namun, perbedaan antara denyut nadi dan
pernafasan dalam tahap kedua sangat signifikan. Juga, perbedaan yang
nyata antara variasi tahap pertama dan kedua tekanan darah pada kedua
kelompok. Kesimpulannya, mendengarkan bacaan Al Quran menginduksi
penurunan respon fisiologis tubuh terhadap stres (tekanan).
Peneliti Belanda Vander Hoven pernah
menyatakan “Muslim yang dapat membaca bahasa Arab dan yang membaca Al
Qur’an secara teratur dapat melindungi diri dari penyakit psikologis.”
Abdullah, 2009 dalam disertasinya berjudul, “The Effects of Reading the Holy Qur’an on Muslim Students’ Heart rate, Blood Pressure and Perceived Stress Levels”
juga pernah mengungkap temuan peneliti Universitas Sal ford, Yucel
Salih (2007). Di mana telah melaporkan terkait temuan pengaruh bacaan
Al-Quran pada tubuh. Dalam percobaan, peneliti menggunakan 30 sarjana
Muslim psikologi dari Universitas Salford. Ada 15 lelaki dan perempuan.
Dalam studi pertama peserta ikut serta
dalam percobaan yang dibagi menjadi dua kondisi. Peserta diukur denyut
jantung, tekanan darah, dan stres sebelum dan setelah membaca Surah Alam Nashrah dan Surah Al Rahman.
Dalam kondisi denyut jantung peserta lain, tekanan darah, dan stres
yang dirasakan tingkat diukur sebelum dan setelah membaca materi
non-religius yang ditulis dalam Bahasa Arab.
Data dianalisa dengan menggunakan dua faktor Anova dan t-tes post hoc.
Hasilnya ditemukan, denyut jantung, tekanan darah, dan tingkat stres
menurun bagi peserta yang telah membaca Surah Alam Nashrah Surah Al
Rahman. Peneliti menyimpulkan bahwa bacaan Al-Qur’an sangat bermanfaat
baik secara psikologis dan fisiologis. Sementara, Efek ini tidak dapat
ditemukan dengan pembacaan bahan non-religius yang ditulis dalam bahasa
yang sama sebagai Al-Quran.
Mukjizat Al-Quran ini mengingatkan kita
pada kisah Ilamam Abi Qasim Al Qusyairi An Naisaburi. Kala itu Syeikh
Abi Qasim merasa sedih karena putra tersayangnya sakit keras. Di saat
sedang tidur, ia bermimpi ketemu Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam
dan mengeluhkan keadaannya kepada Nabi. “Bagaimana usahamu dengan
ayat-ayat penyembuhan (syifa?),“ tanya Rasulullah padanya.
Ketika bangun ia berpikir tentang
ayat-ayat penyembuhan itu. Dia menemukan 6 ayat tersebut yaitu: Surat At
Taubah: 14, Surat Yunus: 57, Surat an-Nahl:69, Surat Al-Isra’:82, As
Syuara: 80 dan Surat Fusyilah:84.
Dalam Surat Al Isra’: 82 disebutkan, “Dan Kami turunkan dari Al Quran itu suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.“
Dalam Surat Fhusilat: 44, “Katakanlah Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.“
Dalam QS. Yunus 57 disebutkan;
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم
مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى
وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman.”
Mana segeralah ia membacakan ayat-ayat
tersebut kepada anaknya. Alhamdulillah, sejak itu ia seakan terlepas
dari belenggu (penyakit) yang memberatkan.
“Diceritakan, ada seorang lelaki
mengeluh kepada Rasulullah saw “Ya Rasulullah. Dadaku merasa sempit dan
sesak nafasku.” Nabi saw menjawab, “Bacalah Al Quran “ (HR. Abu Said Al Khudry).
Dalam hadits lain Rasulullah pernah menyampaikan, “Hendaknya kamu menggunakan dua macam penawar; madu dan al Qur’an.” (HR. Ibnu Majah dan al Hakim).
Semoga dengan temuan ilmiah semakin menguatkan iman kita dan menjadikan Al-Quran dan Sunnah menjadikan pedoman dan penawar.*
Post a Comment