Pemerintah China segera menggelar konferensi pers dan menyebut militer dari negeri Paman Sam tersebut mencoba mengamati kekuatan militer China dari dekat. Rusia yang merasa terganggu dengan kehadiran AS di lautan tersebut turut menerjunkan kapal perangnya.
Lalu, bagaimana kekuatan militer kedua negara jika terjadi bentrok di Laut China Selatan?
China terus memperkuat militer mereka dengan berbagai modernisasi. Tak hanya melakukan pembelian alutsista, negeri Tirai Bambu ini juga membuat sendiri beberapa peralatan tempurnya, terutama pesawat udara dan kapal laut.
Di atas laut, kekuatan China bak raksasa dengan kehadiran kapal induk kelas Kuznetsov yang diberi nama Liaoning. Kapal buatan Uni Soviet ini mampu mengangkut 30-40 jet tempur dan mulai berdinas di AL China sejak 2012 lalu.

Kapal Induk Liaoning diperkuat dengan mesin berkekuatan 20 ribu tenaga kuda. Saat berlayar, kapal ini bergerak dengan kecepatan 32 knot atau 59 km per jam dan menempuh perjalanan sejauh 3.850 nautical miles atau 7.130 km.
Untuk mendukung kekuatan udaranya di kawasan tersebut, Liaoning dapat mengangkut sejumlah pesawat terbang, khususnya buatan negeri sendiri. Antara lain 24 unit pesawat tempur Shenyang J-15, 6 unit helikopter Changhe Z-18, 4 unit helikopter Ka-31, dan 2 unit helikopter Harbin Z-9.
Di samping itu, China juga memiliki kapal tempur jenis frigat yang jumlahnya mencapai 47 unit, kapal destroyer 25 unit, dan kapal jenis korvet 23 unit. Sedangkan kapal selam yang dimiliki China berjumlah 65 unit. Setengah dari kapal selam tersebut ditugasi untuk mengawasi laut selatan, termasuk Laut China Selatan.
Post a Comment